SMPK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo melaksanakan kegiatan ‘Retret Bersama’ yang berlangsung sejak Selasa, 13 Desember hingga Rabu, 14 Desember 2022. Kegiatan yang bertempat di Gereja Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Wae Sambi ini melibatkan para siswa dan beberapa guru pendamping.
Dalam ‘Retret Bersama’ yang dipimpin langsung oleh Badan Pelayanan Nasional Persekutuan Karismatik Katolik Indonesia (BPN PKKI) Jakarta ini terdapat beberapa rangkaian kegiatan yang dibuat. Pada hari pertama, para peserta kegiatan diberi asupan pengajaran iman. Selain itu, mereka juga melaksanakan Adorasi Bersama. Sementara itu, pada hari kedua, selain dibuat permainan dan diberi pengajaran iman, para peserta tersebut juga melaksanakan kegiatan Pencurahan Roh Kudus. Pada akhir kegiatan, mereka pun melaksanakan Perayaan Ekaristi Misa Penutupan Retret.
Dalam wawancaranya, bapa Aurelius Haseng, kepala SMPK St. Ignatius Loyola mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan Retret Bersama ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari penguatan aspek spiritual serentak sebagai bentuk karya pembinaan karakter siswa.
“Di akhir tahun ini, sekolah kami melaksanakan kegiatan Retret Bersama. Tentu, selaku kepala sekolah, saya turut mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan ini. Sebab melalui kegiatan ini, para siswa kami pun dikuatkan secara spiritual. Selain itu, kegiatan ini juga adalah bentuk pembinaan (pendidikan) karakter yang tentu dapat mendorong siswa untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari”, pungkas kepala sekolah tersebut.
Lebih lanjut, bapa Aurelius Haseng juga menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari agenda persiapan sekolah dalam menyongsong Natal Tahun 2022.
“Kegiatan ini juga adalah bagian dari rangkaian persiapan internal sekolah dalam menyongsong Natal kali ini. Melalui kegiatan ini, para siswa ataupun guru dibekali asupan rohaniah sehingga dengan itu mereka pun dapat melaksanakan Natal di tahun ini dengan penuh damai dan sukacita”, kata bapa Aurelius Haseng.
Retret: Hidup Baru dalam Roh Kudus
Dalam sapaan awalnya, bapa Kristo, anggota BPN PKKI Jakarta menegaskan bahwa Retret adalah sebuah kegiatan iman yang dapat mengantarkan para pesertanya agar terus dibaharui dan dapat mengalami hidup baru dalam Roh Kudus.
“Para peserta yang saya kasihi. Salah satu keutamaan retret ialah bagaimana para pesertanya diajak dan diarahkan untuk selalu memperbaharui dirinya di hadapan Allah. Dengan dan melalui kegiataan retret, para peserta diundang untuk mengisi dan mengalami hidup baru di dalam Roh Kudus. Maka, anda sekalian semestinya bersyukur sebab kali ini anda diberi kesempatan untuk melaksanakan retret. Melalui kegiatan ini, anda sekalian dituntun agar mengisi kehidupan anda sekalian di dalam Allah. Demikian, anda sekalian diarahkan agar selalu mendekatkan diri pada Allah”, kata bapa Kristo.
Lebih lanjut, bapa Kristo berharap agar para peserta retret dapat melaksanakan kegiatan tersebut dengan sebaik-baiknya. Ia juga berharap agar melalui kegiatan tersebut para peserta dapat menjadi lebih teguh untuk selalu hidup dalam Allah.
“Harapannya kita sekalian dapat melaksanakan kegiatan retret ini dengan baik. Selain itu, semoga melalui kegiatan ini kita dapat mengarahkan diri serta senantiasa tekun dan setia untuk selalu hidup di dalam Allah”,
Dalam Doa yang Sama Hati Kita Menjadi Dekat
Di akhir penutupan kegiatan, Fr. Ican Pryatno, guru SMPK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, menyampaikan proficiat dan terima kasih kepada pemberi dan peserta kegiatan Retret Bersama tersebut
“Mewakili keluarga besar SMPK St. Ignatius Loyola Labuan Bajo, saya menyampaikan proficiat kepada kita sekalian yang sudah melaksanakan kegiatan Retret Bersama ini dengan lancar dan sukses. Selain itu, saya menyampaikan terima kasih yang berlimpah kepada para anggota Badan Pelayanan Nasional Persekutuan Karismatik Katolik Indonesia (BPN PKKI) yang sudah dengan tulus dan ikhlas meluangkan waktu mereka untuk hadir dan memimpin kegiatan Retret Bersama kita kali ini”, kata Fr. Ican Pryatno.
Selain itu, ia juga berharap semoga ikatan persaudaran dan kerja sama antara dua lembaga tersebut senantiasa dijalankan secara terus menerus.
“Sesudah kegiatan ini, kita tentu saja berpisah. Demikian, selepas ini, fisik kita menjauh, raga kita menjarak. Hanya saja, saya yakin dan percaya, walaupun raga kita menjauh, namun kita tentu didekatkan dalam balutan hati dan doa yang sama. Selain itu, saya pun juga berharap agar kita dapat menjaga ikatan persaudaraan ini secara terus menerus. Mari kita bergandengan tangan sembari menjalin kerja sama dalam kesempatan-kesempatan ke depan”, kata Fr. Ican Pryatno
Penulis: Fr. Ican Pryatno