Festival Golo Koe Tahun 2025: DIDAHULUI DENGAN PERARAKAN ARCA BUNDA MARIA KE 26 PAROKI

advanced divider

 

 

Festival Golo Koe yang sudah menjadi even tahunan di Labuan Bajo untuk tahun 2025 bertemakan : Keuskupan Labuan Bajo, Merajut Kebangsaan dan Pariwisata Berkelanjutan yang Sinodal dan Inkulisif. Seperti tahun sebelumnya, Festival yang sudah terdaftar dalam KEN (Kharisma Even Nusantara) ini mencapai puncak pada 10-15 Agustus mendatang. Yang menarik, bahwa Festival  tahun ini akan didahului dengan Prosesi Arca Bunda Maria Assumpta Nusantara ke 26 Paroki se- Keuskupan Labuan Bajo.

Demikian disampaikan Seksi Prosesi Panitia RD Yuvens Rugi, saat rapat pemantapan Panitia Festival Golo Koe Assumpta Nusantara Tahun 2025, Sabtu, 3 Mei 2025 di aula Pastoran Katedral Roh Kudus Labuan Bajo. Rapat dipimpin Ketua Pelaksana Frans Sales  Sodo, yang juga Sekda Mabar, didampingi  Vikjen Keuskupan Labuan Bajo RD. Rikard Manggu yang menjabat sebagai Ketua Umum Panitia. Hadir juga RD. Andy Jeramad,   dari Puspas dari Keuskupan Ruteng, Prof Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si, Direktur Politeknik el Bajo Commodus, Sekjen Keuskupan Labuan Bajo RD Fransiskus Nala Kartijo Udu, Pastor Paroki Katedar Roh Kudus, RD Laurens Sopang, Pastor Paroki MBSB Wae Sambi RD. Risno Maden, staf BOPLBF, utusan dari Kemenag Manggarai Barat, para Pastor, Suster dan anggota panitia lainnya.

Pada kesempatan itu, Ketua Pelaksana Panitia Frans Sales Sodo, meminta kepastian dari Seksi Prosesi tentang rencana prosesi Arca Sta. Maria Assumpta Nusantara mengelilingi Keuskupan Labuan Bajo. RD Yuvens Rugi kemudian secara lengkap membacakan jadwal prosesi tersebut yang dimulai dengan persiapan pada tanggal 8 Juli 2025. Jadwal selengkapnya sebagai berikut :

  • Tanggal 9 Juli : Acara pelepasan di Pelataran Katedral Roh Kudus Labuan Bajo menuju Paroki Bari, melewati laut. Disambut di Bari yang melibatkan kaum muslim dan diantar ke Gereja Paroki untuk ditahtakan dan dilanjutkan Misa Pembukaan Festival Golo Koe oleh Uskup labuan Bajo Mgr. Maxi Regus
  • Tanggal 10 Juli ke Paroki Pateng
  • Tanggal 11 Juli ke Paroki Pacar
  • Tanggal 12 Juli ke Paroki Compang
  • Tanggal 13 Juli ke Paroki Wajur
  • Tanggal 14 juli ke paroki Waning (dipilih 1 stasi terdekat yang mudah dicapai)
  • Tanggal 15 Juli ke Paroki Tentang (dipilih 1 stasi terdekat yang mmudah dicapai)
  • Tanggal 16 Juli ke Paroki Golo Welu
  • Tanggal 17 Juli ke Paroki Ranggu
  • Tanggal 18 Juli ke Paroki Orong
  • Tanggal 19 Juli ke Paroki Datak
  • Tanggal 20 Juli ke Paroki Wae Nakeng
  • Tanggal 21 Juli ke Paroki Rangga
  • Tanggal 22 Juli ke Paroki Lengkong Cepang
  • Tanggal 23 Juli ke Paroki Reweng
  • Tanggal 24 Juli ke Paroki Rekas
  • Tanggal 25 Juli ke Paroki Werang
  • Tanggal 26 Juli ke Paroki nunang atau stasi terdekatdengan perbatasan paroki yang mudah diakses
  • Tanggal 27 Juli ke Paroki Noa
  • Tanggal 28 Juli ke Paroki Dalong
  • Tanggal 29 Juli ke Paroki Wangkung (Stasi Tebedo)
  • Tanggal 30 Juli ke Paroi Lando
  • Tanggal 31 Juli ke Paroki Gerak (Stasi Rareng)
  • Tanggal 1 Agustus ke Paroki Sok Rutung
  • Tanggal 2 Agusrus ke Praparoki Merombok
  • Tanggal 3 Agustud ke Paroki MBSB Wae Sambi
  • Tanggal 4 Agustus ke Gereja St. Petrus
  • Tanggal 5 Agustus kembali ke Katedral Labuan Bajo

 

Tampilkan Potensi dan Ciri Khas  Paroki

Koordinator Seksi, I Nengah Dasi Astawa yang juga Direktur Politeknik el Bajo Commodus mengharapkan supaya dalam Festival Golo Koe ini baik saat pawai maupun di arena Pameran, perlu menampilkan potensi dan ciri khas paroki. Ini juga memicu setiap paroki untuk bergerak. Diakuinya, bahwa Festival Golo Koe membawa pengaruh besar baik pada tingkat keimanan umat Katolik maupun dalam peningkatan pemasukan UMKM, juga pada  penghargaan atas perbedaan dan keanekaragaman.

 

 

 

 

 

Melibatkan Berbagai Paguyuban dan Lintas Agama

Sedangkan Frans Sales Sodo sebagai Ketua pelaksana Panitia menandaskan bahwa kepanitiaan Festival Holo Koe bersifat lintas agama dan melibatkan berbagai paguyuban. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Mabar, NU, Muhamadiah, sekolah-sekolaj seperti MTS dilibatkan termasuk paguyuban-paguyuban yang membawa nama daerah asal juga dilibatksn, “Kita tunjukkan semangat toleransi dan menerima keanekaragaman sebagai suatu kekayaan dan sudah lama diwujudkan dalam keseharian hidup warga Mabar. (Yos M. Palem)

 

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait

Mgr. Maksimus Regus:

  PAROKI MBSB WAE SAMBI MENJADI PENARIK “GERBONG” KEUSKUPAN LABUAN BAJO Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Wae Sambi resmi