Pastor Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Wae Sambi, RD. Risno Maden, tidak berhenti berupaya membangkitkan semangat umat, terutama dalam meningkatkan ekonomi. Satu di antara upaya itu ialah dengan menggandeng WKRI dan IWK Basis agar secara bersama-sama mengembangkan ekonomi melalui kegiatan Bazar, yang diberi label ‘Bazar Ekonomi Berkelanjutan SAE’.
Launcing kegiatan Bazar ini dilakukan RD. Risno sebelum berkat penutup perayaan Misa Kedua, pada Minggu, 23 April 2023.
Launcing ditandai dengan pemukulan gong sebanyak 3 kali. Gong dipukul saat pengurus WKRI dan pengurus IWK Basis serta para ketua KBG berdiri menghadap umat dan melingkari gong. Tampak pula di samping gong terdapat sebuah banner bertuliskan ‘Paroki MBSB Wae Sambi: Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan, Sejahtera, Adil, dan Ekologis (SAE) bersama WKRI dan IWK Basis’.
Kepada umat yang menghadiri misa, RD. Risno Maden menegaskan bahwa kegiatan bazar ini merupakan kegiatan integrasi WKRI dengan IWK basis atau KBG.
“Ini kegiatan integrasi antara WKRI di tingkat paroki dan IWK di tingkat KBG. Bazar ini sebagai bagian dari upaya kita bersama untuk meningkatkan ekonomi umat,” jelas Pastor Paroki Wae Sambi ini.
Kegiatan Bazar Ekonomi Berkelanjutan SAE ini, lanjut RD Risno, akan dianggarkan dari dana paroki. “Kita siapkan uang sebagai anggaran awal sebanyak Rp. 18.000.000 (delapan belas juta rupiah). Uang ini harus dikembangkan melalui kegiatan bazar ini,” terangnya.
RD. Risno meyakini umat bahwa kegiatan bazar ini akan berjalan dengan baik dan pasti membawa dampak yang positif terhadap pengembangan ekonomi.
“Saya sungguh optimis bahwa kegiatan Bazar ini akan berjalan dengan baik. Sebab, kalau ibu-ibu yang kelola uang, pasti aman,” tambahnya.
Kegiatan bazar ini, terang RD. Risno, akan dijadikan sebagai kegiatan rutin paroki MBSB Wae Sambi. “Kegiatan ini harus kita jadikan sebagai kegiatan rutin. Tidak boleh berhenti pada tahun ini saja,” terangnya.
Saat ditanya tentang mekanisme pengelolaan uang dan pelaksanaan bazar, RD Risno menegaskan akan diserahkan kepada ketua dan pengurus WKRI Paroki MBSB serta IWK di tingkat KBG.
Sementara itu, ketua WKRI Paroki MBSB Wae Sambi, Bibiana Jaya, kepada media ini menjelaskan bahwa tentang mekanisme berikut pelaksanaan bazar, pihaknya telah melakukan rapat bersama seluruh anggota WKRI, para ketua KBG dan pengurus IWK.
“Anggaran delapan belas juta itu akan kita bagi rata kepada semua KBG yang ada di paroki kita. Setiap KBG akan mendapat dana sebesar lima ratus ribu rupiah,” jelas Bibiana Jaya.
Uang sebesar Rp. 500.000 itu, lanjut Bibiana, akan menjadi modal awal bagi tiap KBG untuk memulai usaha. “Uang lima ratus ribu itu sebagai modal awal. Apakah mau buka usaha kue, usaha sembako, atau usaha lainnya, kita serahkan kepada KBG masing-masing. Sekadar tambahan bahwa modal awal sebesar Rp. 500.000 itu kelak akan dikembalikan ke paroki dengan bunga sebesar 10% atau lima puluh ribu pertahun.” terang Bibiana.
Sedangkan mekanisme penjualan usaha, lanjut Bibiana, akan dibicarakan secara bersama. “Nanti akan kita bicarakan. Yang pasti kita harus bagi jadwal. Karena dari sisi waktu dan tempat, yang paling strategis, ya, pada hari Minggu setelah misa dan tempatnya di sekitar gereja ini. Apakah di depan atau di samping,” kata guru di SDK Wae Medu ini.
“Mengenai waktu dan tempat pelaksanaan bazar, yakni pada hari Minggu setelah misa dan di sekitar gereja”, kata Bibiana, “sengaja dipilih agar seluruh umat bisa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan bazar ini”.
Kegiatan bazar ekonomi berkelanjutan ini, mendapat respon yang sangat positif dari umat paroki MBSB. Adrianus Ojo, anggota PUKAT yang juga pengurus salah satu KBG, menyampaikan proficiat atas launching kegiatan bazar ini. “Saya menyampaikan proficiat untuk kegiatan lauching hari ini. Ini sangat positif bagi pengembangan ekonomi umat,” kata sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Barat ini.
Adrianus berharap agar jika bazar sudah dimulai, maka perlu dilakukan penertiban terhadap para pedagang kue yang biasa berjualan di gerbang masuk gereja. “Para pedagang itu harus ditertibkan untuk memberi ruang yang seluas-luasnya bagi KBG dalam melaksanakan bazar. Atau jika memungkinkan, mereka bisa digandeng oleh KBG,” jelas Adrianus.
(Penulis: bapa Ferdy Jemaun-Tim Liputan Paroki MBSB Wae Sambi)