Kevikepan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, melaksanakan kegiatan Monitoring I Program Pastoral Tahun Ekonomi Berkelanjutan ‘SAE’ (Sejahtera, Adil, dan Ekologis). Kegiatan yang berlangsung di aula Paroki Roh Kudus Labuan Bajo ini dilaksanakan sejak 20-21 April 2023. Kegiatan ini dihadiri Romo Vikep Labuan Bajo, Romo Direktur Puspas bersama tim Monitoring dari Puspas, para Pastor Paroki, Pastor Rekan, Frater, dan utusan DPP Paroki sewilayah Kevikepan Labuan Bajo.
Kegiatan Monitoring I ini diawali dengan Rekoleksi dan Perayaan Ekaristi Pembukaan Kegiatan. Dalam rekoleksi tersebut RP. Markus, SMM mengajak para Imam untuk menjadi pastor bonus.
“Menjadi imam itu bukan hanya tentang melayani altar, tetapi juga harus terjun ke ‘pasar’. Itu berarti imam harus menjadi pastor bonus yang hadir dan mengalami kehidupan umat secara langsung dan konkret” tegas RP. Markus.
Tentang Perencanaan Pastoral
Dalam sapaan awal kegiatan Monitoring I, RD Martin Chen, Direktur Puspas Keuskupan Ruteng, menjelaskan bahwa kegiatan Monitoring I bertujuan untuk melihat beberapa program yang akan dilaksanakan untuk setiap paroki. Selain itu, ia menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi kesempatan bagi setiap paroki untuk saling mensharingkan program pastoralnya.
“Seperti dalam tahun sebelum, saat ini kita juga melaksanakan kegiatan Monitoring I. Kegiatan ini bertujuan: pertama, untuk melihat perencanaan program pastoral yang akan dilaksanakan oleh setiap paroki di wilayah Kevikepan Labuan. Program yang dilaksanakan tentu harus sejalan dengan tema Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan 2023. Kedua, kegiatan ini juga adalah kesempatan yang tampan agar masing-masing paroki men-sharing-kan program pastoral Tahun Ekonomi Berkelanjutan 2023 ini. Masing-masing paroki mesti membagi pengalaman kira-kira seperti apa strategi yang dipakai dan bagaimana merealisasikan program pastoral tersebut”, kata RD. Martin Chen.
Sesudah sapaan awal, utusan masing-masing paroki mempresentasikan program pastoral yang telah dirancang maupun yang masih dilaksanakan pada tahun ini. Tampak dalam presentasi, mereka menyajikan program pastoral yang sealur dengan tema Tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan SAE 2023 dalam bentuk kemasan video dan power point.
‘Kolekte Sampah: Program Unggulan Paroki MBSB’
Dalam kegiatan Monitoring I Tingkat Kevikepan Labuan Bajo ini, Paroki Maria Bunda Segala Wae Sambi mempresentasikan program Kolekte Sampah. Dalam presentasi yang dikemas dalam bentuk film pendek ini disajikan bagaimana proses kerja program Kolekte Sampah. Dalam tayangan tersebut tampak umat membawa sampah botol dan plastik dari rumah menuju gereja. Sesampai di gereja, umat kemudian mengumpulkan sampah tersebut di tempat penampungan.
Sampah yang ditampung kemudian dipilah oleh kelompok Putra/Putri Altar ( PPA) Paroki Wae Sambi. Sesudah proses pemilahan, sampah botol dan plastik kemudian ditimbang dan dijual kepada kelompok Kole Project. Uang hasil penjualan sampah kemudian didonasikan kepada paroki untuk membiayai kegiatan kelompok kategorial paroki.
Tentang hal ini, dalam penjelasannya, RD. Risno Maden menegaskan bahwa Kolekte Sampah merupakan program pastoral yang dicanangkan sebagai bentuk penerapan Tahun Ekonomi Berkelanjutan SAE 2023.
“Program ini adalah implementasi Tahun Ekonomi Berkelanjutan yang dicanangkan Keuskupan Ruteng pada tahun 2023. Program ini dibuat berdasarkan anjuran pertemuan Post-Natal Keuskupan Ruteng pada Januari 2023. Kemudian hal tersebut dibahas secara detail dalam Rapat Pleno Paroki Wae Sambi pada Februari 2023”, kata Pastor Paroki Maria Bunda Segala Bangsa ini.
Lebih lanjut, RD. Risno Maden menegaskan kekhasan program Kolekte Sampah nampak dalam ikhtiar umat mengumpulkan dan mendonasikan sampah botol dan plastik kepada gereja. Sampah yang dikumpulkan kemudian dijual dan uang hasil penjualan didonasikan kepada gereja.
“Kolekte Sampah bukan sebatas program mengumpulkan sampah. Tetapi jauh dari pada itu, Kolekte Sampah punya nuansa pastoral tatkala sampah yang dikumpulkan umat kemudian dijual. Lalu uang hasil penjualan sampah didonasikan kepada Paroki Wae Sambi. Uang hasil penjualan ini tentu dapat digunakan untuk keperluan kegiatan kelompok kategorial paroki, semisal Sekami, PPA, ataupun OMK. Dan tentu, hal ini dianggap sebagai bentuk kolekte umat”, kata RD. Risno Maden.
Tetap Menjadi Pastor Kreatif
Diakhir kegiatan, RD. Richard Manggu, Vikep Labuan Bajo, berharap semoga para utusan paroki dapat mempertahankan kreativitas dalam berpastoral.
“Saya berharap Para Pastor Paroki, Pastor Rekan, dan pengurus DPP sekevikepan Labuan Bajo terus meningkatkan kreativitas dalam berpastoral. Mari kita menjadikan semangat Kristus sebagai contoh bagaimana menjalankan dan memajukan program pastoral yang sesungguhnya”, kata RD. Richard Manggu.
Sementara itu, RD. Frans Nala, anggota Tim Puspas Keuskupan Ruteng, berharap bahwa dengan kegiatan Monitoring I ini para utusan paroki dapat saling belajar dari setiap paroki.
“Semoga para utusan setiap paroki dapat saling belajar satu sama lain. Sehingga dengan itu, setiap paroki dapat mengembangkan program pastoral sebaik mungkin. Saya berharap semoga kita dapat menjalankan program pastoral kita dengan sungguH. Sehingga dengan itu karya pastoral kita dapat berkembang dari waktu ke waktu dengan baik”, kata RD. Frans Nala.
Penulis: Fr. Ican Pryatno