Kamis, 14 Juli 2022, kelompok Orang Muda Katolik (OMK) paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Wae Sambi menggelar kegiatan pembuatan pupuk organik. Kegiatan yang berlangsung di halaman aula paroki ini melibatkan Romo pastor paroki, para frater, seminaris, dan OMK MBSB.
Dalam kesempatan ini, kordinator kegiatan, Ann Anggul, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan program reguler yang dirancang secara bersama. Kegiatan ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan daya kreatif orang muda. “Kegiatan ini sebetulnya merupakan program bersama. Kegiatan ini kami rancang untuk menunjang kreativitas orang muda. Selain itu, dengan adanya kegiatan ini, orang muda dapat memperoleh pengetahuan tentang pembuatan pupuk organik. Sehingga dengan itu, mereka dapat menerapkannya nanti di tengah kehidupan keluarga ataupun masyarakat umum”, kata Ann Anggul.
Lebih lanjut, Ann Anggul menegaskan kegiatan pembuatan pupuk organik ini harus melewati dua tahap. Pada tahap pertama dibuat proses pembentukan mikroorganisme lokal (MOL). Pada tahap ini bahan-bahan yang dibutuhkan diolah sebagai bahan dasar untuk pembuatan pupuk organik. Sesudah itu, pada tahap kedua dilangsungkan pembuatan pupuk organik.
“Kalau membuat pupuk organik, kita mesti melewati beberapa tahap. Yang kami lakukan saat ini baru tahap pertama, yakni pembuatan mikroorganisme lokal (MOL). Pada tahap pertama ini bahan-bahan yang dibutuhkan sederhana dan mudah didapat. Kami hanya butuh gula merah, buah pisang 5 sampai 6 buah, dan air matang yang dingin. Kemudian bahan-bahan yang terkumpul ini nanti dicampur ke dalam wadah yang berisi air. Bahan-bahan ini nantinya dijadikan sebagai bahan utama pembuatan pupuk. Sesudah didiamkan selama lima hari, baru kita bisa melangsungkan proses pembuatan pupuk”, demikian kata Ann Anggul.
Satu Kebaikan, Orang Muda Sahabat Alam
Dalam kesempatan ini, RD Risno Maden, pastor paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi mengapresiasi kegiatan ini. Ia juga berterima kasih kepada kelompok OMK Wae Sambi yang telah bersedia menjadi inisiator utama kegiatan ini.
“Atas nama dewan pastoral paroki dan seluruh umat, saya mengapresiasi sembari mengucap terima kasih kepada OMK yang telah menginisasi kegiatan ini. Hari ini, kalian sudah membuat satu kebaikan. Karena itu, saya tetap menunggu kebaikan-kebaikan lain yang kalian buat”, kata RD Risno.
RD Risno juga menegaskan kegiatan ini adalah bentuk konkret kedekatan dan kecintaan orang muda terhadap alam. Selain menjadi wujud kreativitas, melalui kegiatan ini, orang muda menunjukkan dirinya sebagai sahabat alam.
“Hari ini saya juga mengapresiasi kalian semua, kelompok OMK Wae Sambi. Sebab, melalui kegiataan ini, kalian tidak hanya berupaya mentransfer pengetahuan, tetapi kalian juga menunjukkan diri sebagai sahabat alam. Melalui program seperti ini, kalian sebetulnya mau menegaskan bahwa diri kita adalah bagian dari alam. Karena itulah, sudah sepatutnya kita menjaga dan merawatnya dengan mengupayakan hal-hal sederhana seperti ini”, demikian kata RD Risno.
Berharap Orang Muda Jadi Pelopor
Mey Dolorosa, salah satu peserta dalam kegiatan tersebut, mengharapkan agar kegiatan ini terus dilaksanakan. Ia juga berharap agar orang muda tetap berpartisipasi dalam kegiatan kreatif seperti ini.
“Saya bersyukur karena bisa terlibat dalam kegiatan ini. Semoga kegiatan ini terus dilaksanakan dalam waktu-waktu mendatang. Karena secara pribadi, kegiatan ini amat bermanfaat bagi saya sendiri dan juga orang lain. Saya juga berharap agar orang muda semakin aktif berpartisipasi dalam kegiatan seperti ini. Sebab hal ini bisa menjadi modal untuk masa depan kita nanti”, kata Mey.
Sementara itu, Fr. Sasly Jemparut mengharapkan agar melalui kegiatan ini orang muda menjadi pelopor yang mendorong masyarakat untuk membuat dan memanfaatkan pupuk organik.
“Saya berharap dengan kegiatan ini orang muda semakin tergerak untuk menjadi pelopor utama dalam mengajak masyarakat umum untuk tetap membuat dan menggunakan pupuk organik. Di tengah maraknya penggunaan pupuk dan pestisida yang tidak ramah lingkungan, orang muda harus mengajak masyarakat agar memanfaatkan pupuk organik. Sehingga, saya kira, dengan hal-hal seperti ini kita juga sudah menunjukkan tanggung jawab kita terhadap alam”, tegas Fr. Sasly (*)
Penulis: Ican Pryatno