Paroki Maria Bunda Segala Bangsa melaksanakan rapat evaluasi pastoral tahap II pada Minggu, 28 Agustus 2022. Kegiatan yang bertempat di aula paroki ini melibatkan pastor paroki, ketua DPP, pengurus DKP, para ketua dan anggota seksi DPP, para ketua wilayah, para pengurus KBG, pimpinan komunitas rohani, ketua WKRI, tokoh umat dan tokoh masyarakat, pengurus THS-THM, pengurus OMK, dan frater TOP.
Pada awal rapat tersebut, RD. Risno Maden, selaku pastor paroki, menyampaikan terima kasih kepada para peserta yang telah bersedia memenuhi undangan rapat tersebut. Ia juga menyampaikan proficiat atas setiap program pastoral yang sejauh ini dilaksanakan dengan baik dan sukses.
“Pertama-tama saya menyampaikan terima kasih atas kehadiran kita sekalian. Saya tahu, hari Minggu seperti saat ini adalah waktu yang tampan untuk kita bersantai bersama keluarga. Namun, karena niat dan ketulusan, kita korbankan hal itu. Kita tanggalkan hal tersebut sejenak demi menghadiri pertemuan ini. Selain itu, saya juga menyampaikan proficiat kepada kita sekalian yang telah menyukseskan seluruh program pastoral kita selama ini. Tentu, di sela-sela rumput yang indah, pasti masih terselib semak yang liar. Demikian pula, di balik program pastoral yang dilaksanakan dengan lancar dan sukses selama ini, tentu masih ada kekurangan yang perlu kita perbaiki secara bersama. Sehingga ini adalah momentum yang pas untuk berbenah: menatah yang kurang demi terselenggaranya program pastoral yang semakin membaik ke depan”, tegas RD. Risno Maden.
Evaluasi Pastoral, Persiapan Monitoring, dan Penetapan Jadwal Komuni
Lebih lanjut, ketua DPP, bapa Agustinus Jik menegaskan bahwa dalam rapat ini dibicarakan beberapa kegiatan pastoral yang sempat dilaksanakan pada beberapa bulan sebelumnya. Menurutnya beberapa program yang dibicarakan ialah perihal renovasi toilet umum dan kegiatan festival Golo Koe.
“Dalam rapat DPP ini, kami membicarakan beberapa hal penting menyangkut kegiatan pastoral selama ini. Hal-hal yang kami bicarakan, misalnya, perihal pembangunan toilet umum yang berada di belakang bawah gereja. Untuk program ini, kami sudah tuntaskan dengan baik. Berkat kerja sama dan bantuan dari banyak pihak, program ini berhasil kami laksanakan. Selain itu, dalam rapat ini kami juga melaksanakan evaluasi atas kegiatan festival Golo Koe di tingkat paroki. Tentu, ada banyak hal baik yang kita dapat selama festival kemarin. Namun, terlepas dari pada itu, kami menemukan masih ada kekurangan yang perlu dibenahi bersama, entah itu soal waktu pelaksanaan, kepanitiaan, maupun pelbagai hal teknis lainnya. Karena itu, melalui rapat ini, pelbagai evaluasi akan kami sampaikan dalam rapat di tingkat kevikepan nanti”, kata bapa Agustinus Jik
Lebih lanjut, bapa Agustinus Jik juga menegaskan bahwa dalam rapat ini juga dibicarakan tentang persiapan monitoring evaluasi pastoral pariwisata holistik tingkat kevikepan Labuan Bajo.
“Dalam rapat ini kami juga membicarakan soal persiapan kami mengenai monitoring evaluasi pastoral pariwisata holitisik di tingkat kevikepan Labuan Bajo nanti. Melalui rapat ini kami berkomitmen agar seluruh pihak bekerja sama demi menyukseskan program ini nanti”, tegasnya.
Sementara itu, selain membicarakan beberapa program tersebut, bapa Isfridus Nardi menegaskan dalam rapat tersebut juga dibicarakan perihal komuni pertama.
“Dalam rapat ini, kami juga membicarakan soal persiapan komuni pertama tingkat paroki. Berdasarkan kesepakatan dalam rapat, maka kami menetapkan bahwa komuni pertama untuk tahun ini dilaksanakan pada 25 September 2022. Harapannya semoga kegiataan ini dapat berjalan dengan baik nanti”, kata bapa Isfridus Nardi.
Sama-Sama Bekerja demi Gereja
Di akhir rapat, RD. Risno Maden mengharapkan agar semua pihak terus bekerja sama demi kemajuan paroki.
“Secara pribadi saya mengharapkan agar kita sekalian terus bekerja sama. Karena tentu, kemajuan paroki ini sangat bergantung pada sejauh mana kita rela untuk memberi diri, saling bergantengan tangan demi kemaslahatan paroki Maria Bunda Segala Bangsa ini”, kata RD. Risno Maden.
Lebih lanjut, bapa Agustinus Jik, yang juga selaku pemimpin rapat, mengajak semua pihak untuk tidak boleh pantang menyerah. Ia menegaskan bahwa tentu dalam program pastoral selama ini semua pihak mengalami hambatan. Namun, menurut beliau, hambatan seperti itu dapat menjadi pelajaran terbaik dalam hidup.
“Dalam program pastoral selama ini, kita pasti menemukan hambatan ataupun persoalan. Namun saya mengajak kita sekalian untuk tetap setia dengan tugas-tugas kita. Kita dipanggil secara khusus untuk menjadi abdi Allah sesuai dengan tugas kita masing-masing. Jadi kalaupun ada hambatan jadikan itu sebagi guru terbaik yang mengajar sesuatu untuk kita. Jangan mudah menyerah. Jangan mudah pasrah. Sebab Tuhan tidak pernah buta melihat ketulusan, niat, dan usaha kita demi kemajuan paroki ini”, tegas bapa Agustinus Jik.
(*) Penulis: Ican Pryatno