Mengapa dalam Doa Bapa Kami Masih Dipakai Kata ‘Bapa Kami’ Meski Didaraskan Secara Pribadi? (Refleksi Berdasarkan Teks Luk. 11:1-14)

advanced divider

Doa Bapa Kami adalah doa yang sering kali kita daraskan entah dalam perayaan Ekaristi, doa-doa bersama atau ataupun dalam doa-doa pribadi. Apabila Doa Bapa Kami didaraskan secara bersama maka tampak tidak ada persoalan, hanya menjadi sesuatu yang ganjil kalau didaraskan secara pribadi. Tentu, saat kita berdoa pribadi kita mendaraskan “Bapa Kami”,  pertanyaan yang muncul adalah mengapa bukan bapaku yang ada di Surga? Atau bapa saya yang ada di Surga? Karena lebih mengena dengan keadaan kita saat itu yang sedang berdoa pribadi. Berikut saya coba menjelaskannya dengan beberapa alasan.

Pertama, alasan biblis. Kita perlu membaca konteks doa itu diberikan, yaitu saat para murid meminta Tuhan Yesus mengajari mereka berdoa, “Tuhan, ajarilah kami berdoa …” dan jawaban Yesus atas permintaan itu, “Bila kalian berdoa …”. Berdasarkan dua kata ganti tersebut yaitu kami dan kalian, bisa dipahami bahwa doa itu diberikan sesuai dengan konteks, yaitu para murid yang meminta diajarkan doa, sebagai sebuah kelompok.

Kedua, alasan teologis. Secara teologis, kita adalah bagian dari tubuh mistik Kristus dan kita adalah persekutuan umat Allah. Untuk itu harus dipahami bahwa saat kita berdoa Bapa Kami – secara pribadi sekalipun – kita tidak hanya berdoa untuk diri kita sendiri melainkan kita juga berdoa untuk keseluruhan umat Allah, yaitu tubuh mistik Kristus yang bersatu sebagai persekutuan umat Allah, communio. Kita berdoa Bapak Kami secara pribadi, memohonkan hal-hal yang kita butuhkan dan Allah mengabulkan permohonan kita melalui sesama yang ada di sekitar kita. Dengan demikian, saat kita berdoa Bapa Kami, selain kita berdoa mewakili sesama kita, kita juga berharap kuasa Allah atas hidup kita terlaksana melalui sesama yang ada di sekitar kita, karena kita dan sesama adalah citra Allah, yaitu Allah yang menyata.

 

Semoga bermanfaat, Tuhan memberkati.

 

Penulis: Fr. Kardi Jebau (Calon Imam Keuskupan Ruteng, Berasal dari Paroki Wae Sambi)

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait