Penulis : Yosep Min Palem
Editor : Ferdi Jemaun
Labuan Bajo, MBSBNews,- Agar umat dapat ‘menemukan wajah Allah’ di dunia digital, Keuskupan Labuan Bajo melalui Komisi Kateketik, menggelar Workshop untuk para Katekis dari 26 Paroki. Melalui Workshop ini, Keuskupan Labuan Bajo hendak memaksimalkan keberadaan dunia digital sebagai sarana pewartaan injil.
Workshop yang mengambil tema “Menemukan Wajah Allah di Dunia Digital”, ini telah dimulai Jum’at (12/09/2025), di Family Center, Ketentang, Labuan Bajo. Rencananya, Workshop ini akan dibagi dalam dua gelombang, yakni 12 hingga 14 September untuk gelombang pertama, dan 26 hingga 28 September untuk gelombang kedua. Masing-masing gelombang diikuti para ketekis dari 13 paroki. Setiap paroki mengutus 4 orang Katekis.

Ketua Komisi Kateketik (Komkat) Keuskupan Labuan Bajo, RD. Hermen Sanusi menjelaskan bahwa Komkat Keuskupan Labuan Bajo melihat digital dan media sosial sebagai salah satu sarana pewartaan untuk menyebarluaskan nilai-nilai injil kepada umat beriman, menembus batas ruang dan waktu.
“Melihat peranan media digital yang strategis ini, Komkat Keuskupan Labuan Bajo mengadakan pelatihan bagi para fasilitator katekese umat berbasis media digital. Tujuannya adalah untuk meningkatkan ketrampilan peserta dalam menggunakan platform digital dan media sosial untuk penyebaran ajaran iman,” ujarnya.
Kegiatan workshop ini dibuka dengan perayaan ekaristi yang dipimpin langsung oleh RD. Hermen Sanusi.
Setelah perayaan Ekaristi, RD. Hermen langsung membawakan materi, dengan tema Katekese Era Digital. Dijelaskanya bahwa dampak teknologi digital saat ini sudah diprediksi oleh gereja dalam PKKI (Pertemuan Komisi Kateketik Indonesia) X di Bandung pada tahun 2012 lalu.
“Era digital dilihat sebagai situasi yang ditandai oleh maraknya penggunaan berbagai sarana teknologi digital sehingga jarak dan tempat semakin kecil dan hal ini mengubah karakterisik budaya, perilaku dan cara berkomunikasi manusia,” ujar RD. Hermin.
Melalui materinya itu, RD. Hermin menggambarkan 3 karakteristik yang mencirikan budaya baru dalam kehidupan di era kini, yakni :
Pertama, digitalisasi dan konvergensi. Terjadi proses digitalisasi semua isi media. Isi pesan diubah ke dalam bentuk angka-angka sehingga mudah disimpan dan disebarkan ke pelbagai jaringan. Selain itu terjadi proses konvergensi yakni penyatuan alat-alat seperti radio, televisi, video, MP3, kamera, media cetak, yang bisa disatukan dalam tablet, smartphone atau laptop. “Dengan usapan jari pada alat-alat tersebut, orang bisa merambah seluruh dunia,” ungkapnya.
Kedua, interaktif dan saling terkait. Komunikasi pada masa sekarang menjadi lebih dialogis interaktif, orang bisa berkomunikasi dari berbagai tempat, berbagai arah dan dapat berpindah-pindah sejauh ada signal dan sarana digital yang konvergen. Orang berkomunikasi dengan siapa saja yang dia mau dari tempat di mana pun dia berada.
Ketiga, virtual dan mendunia. Kemajuan internet pada era digital, memungkinkan terjadinya komunikasi antarpribadi secara virtual yakni melalui layar komputer,smartphone, gadged. Komunikasi tersebut bersifat maya atau virtual karena masih bersifat permukaan kendati merepresentasi kenyataan yang sebenarnya.
Pada akhir kegiatan, diharapkan para peserta memiliki hasil praktek katekese digital berupa foto, video, laporan karya pastoral dan karya features.
Turut mendampingi para peserta dalam kegiatan workshop ini yakni Sekjen Keuskupan Labuan Bajo, RD. Frans Nala, dan Ketua Komsos Keuskupan Labuan Bajo, RD. Erik Ratu.***