Menjadi Manusia Baru! Paroki MBSB Gelar Rekoleksi dan Pengakuan di Masa Pra-Paskah

advanced divider

Sejak 13-23 Maret 2023, Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (MBSB) Wae Sambi melaksanakan kegiatan Rekoleksi dan Pengakuan Sekolah. Kegiatan ini dihadiri sekolah-sekolah separoki MBSB di antaranya, SDK Wae Medu, SDN Batu Cermin, SMPK St. Ignatius Loyola, SMPN 8 Komodo, SMAN 1 Komodo, SMKN 1 Komodo, dan SMK Stela Maris Labuan Bajo.

(Para siswa SMAN 1 Komodo, Labuan Bajo, saat sedang mendengar materi rekoleksi)  

Menurut bapa Anselmus Nabit kegiatan Rekoleksi dan Pengakuan ini adalah program rutin paroki. Kegiatan ini dibuat berdasarkan kesepakatan bersama dalam Rapat DPP tingkat paroki MBSB.

“Seperti halnya di paroki-paroki lainnya, demikian kita di paroki MBSB juga melaksanakan kegiatan Rekoleksi dan Pengakuan. Kegiatan ini sudah dirancang dalam rapat bersama DPP tingkat Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi. Dan seperti biasanya, kegiatan ini akan dilaksanakan secara rutin, setiap tahun”, pungkas bapa Anselmus Nabit selaku ketua pelaksana kegiatan ini.

Lebih lanjut, bapa Anselmus Nabit menegaskan bahwa di tingkat paroki kegiatan Rekoleksi dan Pengakuan ini tidak hanya diberikan dalam kelompok kategorial tertentu, tetapi juga untuk tingkat sekolah.

“Kali ini paroki MBSB tidak hanya melaksanakan kegiatan Rekoleksi dan Pengakuan di tingkat KBG, Wilayah, ataupun kelompok kategorial lainnya, tetapi juga di tingkat sekolah. Sekolah-sekolah yang terlibat adalah sekolah-sekolah yang berada di wilayah paroki MBSB”, kata bapa Anselmus Nabit.

Tidak Hanya Pantang dan Puasa, Kita Juga Butuh Rekoleksi dan Pengakuan

Risno Maden, selaku Pastor Paroki MBSB, menegaskan bahwa kegiatan Rekoleksi dan Pengakuan ini adalah bagian dari rangkain kegiatan untuk mengisi masa Pra-Paskah dalam lingkup gereja Katolik.

“Sebagai umat Allah, di masa Pra-Paskah ini kita memang diminta untuk berpantang ataupun berpuasa. Tetapi, selain itu, kita juga diminta untuk melaksanakan kegiatan gerejawi lainnya, seperti rekoleksi dan pengakuan. Ini adalah kegiatan yang penting. Dan mau tidak mau, sebagai anggota gereja, kita mesti melaksanakan kegiatan ini”, kata RD. Risno Maden.

Lebih lanjut RD. Risno menegaskan bahwa proses kegiatan ini diawali dengan rekoleksi bersama. Sesudah itu dilanjutkan dengan pengakuan pribadi.

“Kegiatan ini diawali dengan rekoleksi bersama. Rekoleksi ini dipimpin oleh beberapa imam yang sudah dihubungi oleh paroki. Sejauh ini ada enam orang imam yang telah terlibat memberikan rekoleksi beberapa sekolah di paroki ini. Sesudah kegiatan rekoleksi dilanjutkan dengan kegiatan pengakuan pribadi. Imam yang terlibat dalam kegiatan ini cukup banyak, kurang lebih 11 orang imam”, kata RD. Risno Maden.

Pra-Paskah dan Ajakan untuk Hidup dalam Keadaan Baru

Di hadapan para siswa SMAN 1 Komodo, RP. Fabi, SVD, selaku pemberi rekoleksi, mengajak para peserta untuk menjadi manusia baru. Ia menegaskan keutamaan manusia baru terletak pada kesedian diri untuk hidup kembali di dalam Allah.

“Para siswa sekalian, semasa Pra-Paskah ini kita diundang Allah untuk menjadi manusia baru. Ciri khas manusia baru sesungguhnya menyasar pada kesedian pribadi kita untuk menyadari diri sebagai insan yang berdosa, yang tidak berdaya di hadapan Allah. Kita tanggalkan keberdosaan kita dan kita rela untuk kembali dan menjadi baru di dalam Allah”, kata RP. Fabi, SVD.

RP. Fabi, SVD saat membawakan rekoleksi di hadapan para peserta

Senada dengan hal itu, RD. Hermen, juga menyampaikan hal yang persis sama. Di hadapan para Siswa SMPK St. Ignatius Loyola, ia mengajak para peserta tersebut untuk menjadi pemuda yang baru.

(Para siswa/i SMPK St. Ignatius Loyola, Labuan, Bajo, saat mendengarkan materi rekoleksi dari RD. Hermen)

“Di masa Pra-Paskah ini kita diminta Allah untuk mau menjadi pemuda yang baru. Ciri khas pemuda yang baru adalah seperti Si Bungsu yang menyadari kerapuhannya, dan rela pulang kembali kepada Bapa. Singkatnya, pemuda yang baru ialah dia yang mau merelakan diri untuk bertobat”, kata RD. Hermen.

Ucapan Terima Kasih

Di sela-sela kegiatan, bapa Anselmus Nabit menyampaikan bahwa para peserta dalam kegiatan ini sangat aktif dan partisipatif.

“Kegiatan ini berjalan dengan baik. Para peserta terlibat aktif. Itu jadi tanda bahwa mereka amat membutuhkan rekoleksi dan rahmat pengakuan”, kata bapa Anselmus Nabit.

Sementara itu, ibu Alsy Wiwa, pengajar di SMPK St. Ignatius Loyola, menyampaikan terima kasih karena paroki telah mengadakan  kegiatan ini.

“Selaku pengajar, saya berterima kasih kepada paroki MBSB karena telah mengadakan kegiatan rekoleksi dan pengakuan ini. Sejujurnya kegiatan ini adalah kesempatan untuk kami lebih mendekatkan diri dengan Tuhan”, kata ibu Alsy Wiwa.

Selain itu, Tecan Kejuru, salah satu peserta dalam kegiatan tersebut, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Saya amat bersyukur karena paroki mengadakan kegiatan seperti ini di masa Pra-Paskah ini. Sejujurnya, dengan itu, saya dan teman-teman semakin diarahkan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan. Selama kegiatan rekoleksi ataupun pengakuan banyak hal yang kami dapat. Semoga semuanya itu berkenan di hati saya dan teman-teman sekalian”, kata siswi SMAN 1 Komodo tersebut.

 

 

 

 

Penulis: EfEr Ican Pryatno

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel Terkait