Wae Sambi-Labuan Bajo. Sejak 1 Oktober-24 November 2023, Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi melaksanakan kegiatan Misa KBG dan Perarakan Patung Bunda Maria. Kegiatan ini dihadiri RD Risno Maden, Frater Ican, dan seluruh umat dari setiap KBG.
Dalam keterangannya, RD Risno Maden mengungkapkan bahwa kegiatan Misa KBG dan Perarakan Patung Bunda Maria ini merupakan kegiatan pastoral yang sudah ditetapkan secara resmi dalam rapat pleno.
“Kegiatan Misa KBG dan Perarakan Patung Bunda Maria ini merupakan kegiatan yang ditetapkan secara resmi dalam rapat bersama (pleno). Berdasarkan hasil rapat pengurus dewan paroki, maka diputuskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan Oktober-November. Sementara itu, untuk bulan Mei dikhususkan sebagai momen berziarah bagi anggota KBG”, pungkas Pastor Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi ini.
Lebih lanjut, RD Risno Maden menambahkan bahwa kegiatan Misa KBG dan Perarakan Patung Bunda Maria ini dibuat secara bergiliran.
“Seperti tahun lalu, untuk kegiatan Misa KBG dan Perarakan Patung Bunda Maria kali ini juga dibuat secara bergiliran. Karena itu, ke-37 KBG di wilayah paroki ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan kegiatan tersebut”, kata Pastor Paroki Maria Bunda Segala Bangsa Wae Sambi ini.
Antusiasme Umat Tinggi
Bapa Adolfus menegaskan bahwa umat sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
“Secara umum, umat sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka hadir dan terlibat secara aktif dalam Perayaan Ekaristi di tingkat KBG maupun dalam momen Perarakan Patung Bunda Maria”, kata Ketua KBG St. Aloysius ini.
Sementara itu, bapa Adrianus Ojo berharap kegiatan seperti ini terus dilaksanakan setiap tahun. Ia juga berharap agar antusiasme umat mesti nampak dalam semua kegiatan gereja.
“Saya berharap kegiatan Misa KBG ini terus dilaksanakan setiap tahun. Saya juga mengharap agar antusiasme umat tetap nampak dalam kegiatan rohani manapun, tidak hanya dalam Perayaan Ekaristi di tingkat KBG ataupun Perarakan Patung Bunda Maria seperti ini” kata ketua KBG Sta. Faustina ini.
Menjadi Tabut Perjanjian
Dalam kotbahnya, RD Risno Maden mengajak umat untuk menjadi tabut perjanjian.
“Saya mengajak kita sekalian untuk menjadi tabut perjanjian. Menjadi tabut pernjanjian berarti kita menjadi tanda kehadiran Allah di tengah kebersamaan. Kita membawa sukacita Allah dalam perjumpaan kita dengan orang lain. Kita membawa kasih Allah dalam pikiran dan tindakan kita untuk orang lain”, kata RD Risno Maden.
Ia juga mengingatkan agar umat mesti belajar dari Bunda Maria.
“Maria memiliki status istimewah sebagai Bunda Allah. Namun, status semacam itu tidak menjadi halangan bagi dia untuk menjumpai sesamanya. Kita sekalian, di lingkup KBG ini, tinggal bersama dengan status sosial yang beragam. Kita hidup bersama dengan latar belakang dan pendapatan ekonomis yang berbeda. Hanya saja, Maria mengingatkan kita hari ini, walaupun status kita beragam, janganlah kita menjadikan itu sebagai halangan dalam membangun kebersamaan dengan orang lain. Rawatlah terus persahabatan. Ikatkan terus kasih dan persaudaran. Berjalanlah dalam sukacita bersama di tingkat KBG”, pesan RD Risno Maden.
EfEr Ican Pryatno