Bacaan:
Kis. 2:35-41
Yoh. 20: 11-18
Dalam injil hari ini, Yohanes mengisahkan perihal penampakan Yesus kepada Maria Magdalena. Kisah ini bermula tatkala dalam keadaan khawatir seraya menangis, Maria mencari jenazah Yesus. Ia cemas dan takut kalau-kalau jenazah Yesus hilang karena dicuri orang. Walaupun demikian, di tengah kecemasan itu, Yesus datang menghampiri dia. Ia lalu menyapa dan berkata: “Maria!”. Kemudian Maria pun menyahut “Rabuni”!
Barangkali apa yang dialami Maria Magdalena juga kerap terjadi dalam hidup kita. Dalam kurun waktu tertentu kita meneteskan ‘air mata’ karena kehilangan orang terdekat kita. Kita merasa jikalau kehilangan orang yang istimewah adalah sebuah tragedi yang membuka tirai luka di hati kita. Karenanya kita menangis, cemas, dan merasa seolah-olah hidup tak berarti apa-apa.
Tentu perasaan seperti ini sangatlah manusiawi. Sebab siapa pun dia pasti akan menangis tatkala kehilangan orang terdekat dalam hidupnya. Kita meneteskan air mata bukan semata-mata karena ia telah pergi selamanya. Namun, tetesan air mata adalah tanda bahwa kita tidak dapat mengulang lagi kejadian yang sama dengan orang terdekat kita. Kita menangis sebab kita tidak mampu mengulang hal-hal baik dan kisah kebahagian yang pernah terjalin dengan orang yang istimewah. Itulah tanda tangisan bahwa tetesan air mata bukan saja tentang meratapi kehilangan raga, tetapi juga perihal ketidakmampuan kita untuk mengulangi sukacita yang sama dengan orang terdekat kita.
Karena itu, pada hari ini, Tuhan meminta kita agar sedapat mungkin mengulang hal-hal baik dengan orang-orang di sekitar kita. Perbanyaklah berbuat baik dan buatlah hidup lekas bernilai. Sebab kehilangan bisa datang kapan saja. Karenanya, sebelum telat, lekaslah mengabdi dan membuat hidup berarti pada setiap orang di sekitar kita, amin.