Renungan Harian Katolik : Manusia Menyadari Kerapuhan Dirinya

advanced divider

Bacaan I : Pengkotbah 11:9 – 12:8;

Bacaan : Lukas; 9:43b-45

Selamat pagi, Saudara, Saudari.

“Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia” (Pkh 12:8).

Kitab Pengkotbah berakhir seperti di bagian awal. Kutipan di atas adalah bagian akhir dari Kitab Pengkotbah. Bunyinya hampir sama seperti di bagian awal: “Kesia-siaan belaka, kata Pengkotbah, kesian-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia” (Pkh 1:2). Kedua ujung kitab Pengkotbah ini mengajar manusia bahwa dirinya sangat rapuh.

Kitab ini mengajak manusia untuk beragama tanpa mencari keuntungan diri sendiri. Kitab ini juga mengajak manusia untuk menyadari kesementaraan dirinya di hadapan Allah, rahasia yang tidak terselami (bdk. Mzr 39).

Karena kerapuhannya, maka para murid Yesus dalam bacaan Injil hari ini tidak dapat memahami apa yang disampaikan Yesus kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia” (Luk 9:44).

Marilah, dalam kesementaraan dan kerapuhan diri kita hidup di dunia ini, kita senantiasa menyerahkan diri kita kepada Allah yang memiliki rahasia yang tak terselami. Tuhan memberkati kita semua.

Oleh : RD. Silvester Gonzaga

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print