Renungan Harian Katolik: Kleopas dan Dinamika Kehidupan Kita

advanced divider

Renungan Minggu Paskah III, 23 April 2023

(Lukas 24:13-35)

 

Nama Kleopas hanya disebutkan sekali saja dalam keseluruhan catatan Alkitab, yakni dalam Injil pada hari ini. Dia bukanlah salah satu dari para Rasul, tetapi hanya salah satu dari para murid Kristus.

Memang ada nama yang mirip dengan nama Kleopas yaitu Klopas, suami Maria. Maria yang hadir saat Yesus wafat di salib. “Di dekat salib Yesus berdiri ibu Yesus, saudara perempuan ibu-Nya, Maria istri Klopas, dan maria Magdalena” (Yoh 19:25).

Pada hari ini, penginjil Lukas hanya menginformasikan, bahwa ada 2 (dua) murid Yesus yang berjalan ke Emaus dengan penuh kekecewaan, seorang bernama Kleopas dan seorang lagi yang tidak disebutkan namanya.

Entah disengajakan ataukah tidak, gaya penulisan kisah seperti ini memberikan peluang bagi setiap pembaca atau pendengar kisah, Anda dan saya, menjadi sahabat seperjalanan Kleopas.

Seperti Kleopas, kita sering kali juga mengalami krisis dalam hidup karena mengalami pengalaman negatif yang membuat kita merasa ditinggalkan dan dikecewakan, baik oleh sesama bahkan oleh Tuhan. Kita merasa Tuhan itu jauh. Kita merasa Tuhan tidak peduli dengan masalah kita.

Hidup memang tidak selalu mudah dimengerti. Hidup tidak selalu mudah diatur. Hidup tidak selalu membuat kita tertawa. Hidup bisa saja membuat segala rencana kita berantakan. Hidup dapat membuat kita kecewa dan menangis.

Lalu yang menjadi pertanyaan reflektif bagi kita adalah apakah Tuhan membiarkan kita berziarah dalam kekecewaan? Tidak. Satu hal yang mesti kita ketahui, bahwa kita bukan hanya sahabat seperjalanan Kleopas yang penuh dengan kekecewaan dan keputusasaan, tetapi Yesus juga sahabat perjalanan Anda dan saya. Dialah Sang Imanuel, Allah yang menemani Anda dan saya sampai akhir zaman.

Meskipun pada akhir kisah di Emaus, Yesus menghilang dari tengah-tengah Kleopas dan seorang murid yang lain itu, Yesus telah menunjukkan kepada kita hari ini, bahwa Allah yang Imanuel, tidak akan pernah meninggalkan kita berziarah tanpa petunjuk dan tanpa bekal.

Di Emaus, Yesus telah menunjukkan bahwa Dia selalu hadir secara nyata dalam 2 (dua) bentuk, yang kemudian dijadikan format baku dalam Liturgi Misa Kudus, yaitu dalam Sabda yang memberikan kita petunjuk bagaimana seharusnya kita hidup, serta Ekaristi yang memberikan kita bekal dalam penziarahan hidup ini. Firman Allah selalu menjadi pelita bagi kaki kita, para peziarah.Sementara itu, tubuh dan darah-Nya benar-benar menjadi makanan dan minuman rohani dalam ziarah kita di muka bumi ini.

Hari ini, kita disadarkan bahwa kita bukan hanya sahabat perjalanan Kleopas, yang penuh dengan kekecewaan, tetapi juga sahabat perjalanan Kristus yang penuh dengan optimisme dalam kebenaran, meskipun jalan yang kita lalui adalah jalan penyangkalan diri, memikul salib, dan mengikuti-Nya. Pada titik inilah, dalam aneka pengalaman kekecewaan, kita mesti ingat akan hal ini, Tuhan selalu hadir untuk Anda dan untuk saya.

 

Tuhan memberkati kita semua.

Oleh : RD. Risno Maden

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print