Bacaan: 1 Kor. 4:6b-15
Luk. 6:1-5
“Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” Luk 6:5) Demikian kata Yesus kepada orang-orang Farisi yang mempersoalkan para murid Yesus yang memetik bulir gandum pada hari Sabat.
Hari Sabat adalah hari ketujuh dan ditetapkan Tuhan sebagai hari berhenti bekerja (Kel 34:21). Inilah dasar orang-orang Farisi mempersoalkan para murid Yesus yang memetik gandum pada hari Sabat. Tetapi mereka tidak tahu bahwa Yesus adalah Tuhan termasuk atas hari Sabat.
Ketika menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat (Bdk.Mat12:9–14; Luk 13:10–17; 14:1–6; Yoh 5:1—18; 7:19—24;9) Yesus juga menyatakan bahwa aturan-aturan yang diberikan Allah kepada orang Israel seperti hari istirahat tidak mempunyai nilai mutlak sehingga keperluan-keperluan mendesak dan karya-karya kasih harus diutamakan daripada aturan-aturan itu.
Yesus berwewenang menerangkan hukum Taurat. Ia berwewenang karena Ia adalah Anak Allah. Ialah kepala Kerajaan Mesias (Mat 8:20; 9:6). Ia bertugas menegakkan tata penyelamatan yang baru (Mat 9:17—38). Tata penyelamatan yang baru itu melebihi yang lama: lebih menekankan kasih (Luk 6:3—4).
Marilah kita mengikuti ajaran Yesus ini: “Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat” (Mrk 2:27). Kita mengutamakan manusia daripada aturan; menempatkan kasih di atas segala-galanya.