Renungan Harian Katolik: Jangan Terhanyut dengan Masa lalu!

advanced divider

Hari Minggu Biasa XIV

Bacaan I       : Yeh. 2:2-5

Bacaan II     : 2Kor 12:7-10

Bacaan Injil: Mrk. 6:1-6

 

Injil hari ini berbicara tentang penolakan Yesus di Nazaret. Orang-orang di daerah ini menolak Yesus sebab bagaimana mungkin seorang yang mereka kenal sejak lama, lantas memaklumkan diriNya sebagai Penyelamat. Bagaimana mungkin seorang yang mereka tahu sejak dahulu, justru dengan gagah menunjukkan KemahakuasaanNya di hadapan orang banyak. Alhasil, mereka pun menolak Yesus. Walau telah diyakini dengan pelbagai tanda mujizat, namun karena keterjebakan masa lalu, mereka tetap menolak dan mencela Dia dengan aneka perkataan.

Saudara/I yang terkasih, kadangkala kita membawa cara pandangan yang sama seperti ditunjukkan orang-orang Nazaret. Kita kerap menyudutkan orang-orang terdekat kalau-kalau mereka bertindak baik di hadapan kita. Kita gampang mencela, bahkan dengan lantang berujar bagaimana mungkin seorang yang dulunya kocak dan onar, lantas berubah sikap menjadi orang alim. Bagaimana mungkin seorang yang memiliki masa lalu yang buruk, justru kini terlihat gagah dan Kudus.

Tentu kita punya alasan mengapa kita bertindak demikian, sebab kita masih terjebak dengan masa lalu. Orang yang terjebak dengan masa lalu, cenderung mengacu pada kejadian dan aneka cerita buruk seseorang di masa lampau. Dengan itu, ia enggan menerima perubahan! Bagi dia, sekali seorang melakukan kesalahan, maka ia pun layak dihakimi untuk selamanya.

Karena itu, melalui bacaan suci hari ini, Tuhan mengajak kita untuk tidak terhanyut dengan masa lalu. Kalapun kita tahu seperti apa kisah seorang di masa lampau, maka semestinya kita harus mampu menerima seluruh perubahan dan niat baik sesama kita di waktu sekarang. Yakinlah, seburuk apapun sesama di masa lampau, kelak ia akan menjadi tulus dalam perubahan hidup selanjutnya. Karena itu, jangan pernah ragu dengan perubahan seseorang. Sebab dengan memberi maaf dan menerima seseorang, kita sudah menjadi duta kasih Allah untuk sesama, Tuhan memberkati.

Oleh : Fr. Ican Pryatno

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print