Renungan Harian Katolik: Iman Tidak Suka Cari Aman!

advanced divider

Yes. 7: 10-14; 8:10

Ibr. 10:4-10

Luk. 1: 26-38

Hari Raya Kabar Sukacita

Hari ini penginjil Lukas mengisahkan perihal ‘Pemberitahuan Kelahiran Yesus Kristus”. Kisah itu bermula ketika Maria didatangi Gabriel, seorang Malaikat Agung. Tatkala Maria sedang asik-asiknya berada di rumah, Malaikat itu menghampirinya, lalu ia menyampaikan salam dan kabar keterpilihan Maria. Sesudah demikian, berakhirlah perjumpaan itu dengan kalimat penutup Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”

Kalimat penutup ini sesungguhnya mengandung muatan reflektif yang dalam. Melalui seruan ini, Maria menunjukkan kepasrahanan diri terhadap rencana dan kehendak Allah. Ia patuh terhadap rancangan Allah. Ia sama sekali tidak melawan. Malahan dengan sabar dan ikhlas, Maria yakin dan percaya bahwa di dalam Allah semuanya dapat terselenggarah dengan mantap. Makanya, Maria dengan tulus kemudian tunduk, taat, dan setia terhadap karya Allah.

Barangkali, selama ini kita tidak seperti Maria. Kita justru suka ingat diri, sampai-sampai enggan untuk mengorbankan diri. Alih-alih menyebut diri sebagai ‘Umat Allah’, kita malah suka mencari kenyamanan pribadi, sejenis ego personal yang tertanam rapi di dalam hati. Tidak seperti Maria yang berpasrah dan taat di hadapan Allah, kita justru suka memprotes dan memberontak di hadapan Allah. Kita malahan melawan sambil berseruh: “Tuhan, kalau pun Engkau adalah Maha Baik, mengapa engkau biarkan yang terburuk menimpah hidupku”, atau “Tuhanku, biarlah kebahagian datang dalam hidupku. Aku hanya ingin cari aman. Aku tidak mau terjerat dalam pencobaan”. Ini adalah cara hidup kita yang berbeda dengan Maria. Tidak seperti ia yang selalu tenang dan setia, kita justru sibuk melawan sembari merepotkan diri dengan memberi banyak gugatan.

Karena itu, bacaan suci hari ini mengajak kita untuk meneladani Maria, bahwa iman yang otentik harus lahir dari kepasrahan dan kesetian yang total. Iman yang utuh tidak suka cari aman. Malahan iman itu harus keluar dari zona nyaman: beranjak pergi menghadapi setiap tantangan dalam hidup. Karena itu, mari menjadi seperti Maria. Tetaplah berpasrah dan setia di dalam Allah. Segeralah bergerak, sebab Tuhan telah menetapkan bahwa semua akan berakhir dengan baik, amin.

Oleh : Fr. Ican Pryatno

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print