Renungan Harian Katolik : Hidup Sesuai Kehendak Allah

advanced divider

Bacaan : Lukas; 19:41-44

Selamat siang,  Saudara, Saudari terkasih.

“Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya” (Luk 19:41-42). Kota itu adalah Yesusalem.

Biasanya kita menangis karena berbagai sebab, di antaranya kita merasa sedih atas kehilangan seseorang (meninggal atau putus cinta, misalnya) atau kehilangan sesuatu yang kita cintai; merasa sakit (hati dan atau fisik) akibat dihina, dicaci maki, dan dipukul oleh orang lain; dan merasa kasihan dengan situasi dan kondisi orang lain, serta merasa prihatin dengan  sikap dan perilaku tidak baik dan tidak benar dari orang lain.

Yesus juga pernah menangis. Dalam Kitab Suci, dua kali Yesus menangis, yaitu: pertama, saat melihat kematian Lazarus (Yoh 11:35), saudara dari Maria dan Marta.  Kedua, saat Ia melihat kota Yerusalem (Luk 19:41) karena orang-orang di kota itu tidak mengerti apa yang perlu dilakukan atau dimiliki untuk mengalami damai sejahtera yang dibawa oleh Yesus seperti yang dikisahkan dalam bacaan Injil hari ini.

Situasi dan kondisi yang akan dialami oleh kota Yerusalem dan penduduknya ini (Luk 19:43—44) sudah pernah ada dalam Perjanjian Lama, yaitu Yesaya (29:3; 37:33), Yeremia (52:4—5), Yehezkiel (4:1—3; 21:27; 22:44), Hosea (10:14; 14:1), Nahum (3:10), Mzr 137:1–9. Situasi kota Yerusalem dan penduduknya yang akan dikepung, dihimpit, dibinasakan, dan dihancurkan itu juga mengingatkan kemusnahan Yerusalem pada tahun 587 SM.

Yesus menangisi kota Yerusalem karena penduduknya tidak memahami apa yang perlu mereka lakukan dan miliki untuk mengalami keselamatan yang dibawa oleh Yesus; juga karena kota Yerusalem dan penduduknya tidak mengetahui saat kapan Allah melawatnya.

Itu kisah Yesus menangis dalam kitab Suci. Yesus juga menangis saat ini kalau kita tidak tahu apa yang perlu kita miliki dan lakukan dalam hidup kita untuk mengalami keselamatan baik saat ini di dunia ini maupun di akhirat nanti. Yesus menangis jika kita hidup semata-mata sesuai pikiran dan kehendak manusiawi kita sendiri dan bertentangan dengan pikiran dan kehendak Allah. Yesus menangis kalau kita hidup tidak waspada terhadap saat kapan Allah memangil kita.

Tidak ada satu orang yang tahu kapan Allah mengakhiri hidupnya di dunia ini. Oleh karena itu, kita hendaknya senantiasa waspada dengan selalu hidup baik dan benar sesuai dengan kehendak Allah agar kita tidak mengalami kebinasaan melainkan keselamatan.

Tuhan memberkati kita semua.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print