Renungan Harian Katolik : Hidup Jujur di Hadapan Allah, Diri Sendiri, dan Sesama

advanced divider

Bacaan : Yes 50:4—9a
Mat 26:14—25

Saudara, Saudari terkasih.

“Bukan aku, ya Tuhan?” Demikian pertanyaan dari masing-masing rasul kepada Yesus mengenai siapa di antara mereka yang akan mengkhianati Yesus dalam bagian akhir Injil hari ini. Pertanyaan ini juga disampaikan oleh Yudas Iskariot yang hendak menyerahkan Yesus kepada para imam dan kepala Yahudi. Sebenarnya Yudas tidak perlu bertanya kepada Yesus karena dialah yang hendak mengkhianati Yesus, Sang Guru. Namun, ia pura-pura bertanya untuk mengelabui orang lain tetapi ia tidak bisa mengelabui Yesus sebab Yesus tahu bahwa Yudaslah yang akan menyerahkan diri-Nya.

Apa yang dilakukan Yudas ini kadang-kadang juga ada dalam hidup bersama kita saat ini. Ada orang yang melakukan sesuatu untuk menyembunyikan kenyataan sebenarnya. Itulah yang biasa kita sebut munafik. Atau ada juga orang yang melakukan sesuatu atau berbicara tentang sesuatu untuk mengalihkan perhatian orang lain dari hal-hal negatif mengenai dirinya atau kelompoknya ke hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan dirinya/kelompoknya. Hal ini biasa disebut kamuflase.

Di hadapan Allah yang mahatahu, kita tidak perlu munafik atau melakukan kamuflase dalam hidup ini. Allah mengetahui segala sesuatu dalam diri dan hidup kita. Maka, kita harus menunjukkan diri apa adanya, polos, dan jujur di hadapan Allah yang mahatahu itu. Selain itu kita juga perlu jujur dengan diri kita sendiri. Seorang penulis buku bestseller dan Budhis terkenal berkebangsaan Inggris tetapi tinggal di Australia dan pernah bertapa di hutan Thailand, bernama Ajahn Brahm dalam bukunya berjudul “Si Cacing dan Kotoran Kesangannya” menulis begini, “Apa pun yang Anda lakukan dalam hidup, selalu ada orang yang melihatnya, yaitu diri Anda sendiri”.

Marilah kita hidup apa adanya, polos, murni, dan jujur dalam hidup ini agar kita selalu merasa damai dan tenang, baik dengan diri sendiri, sesama, maupun dengan Allah. Kedamaian dan ketenangan hidup di dunia ini pun terus berlanjut dalam kehidupan abadi di Surga.

Tuhan memberkati kita semua.

Oleh : RD. Silvester Gonsaga ( Komunitas St. Yohanes Maria Vianey - Cewonikit Ruteng )

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print