Renungan Harian Katolik: Demi Untung, Kita Seringkali Menuduh

advanced divider

Bacaan:

Dan. 13: 1-9; 15-17; 19-30; 33-62

Yoh. 8: 1-11

“Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai  Dia” (Yoh. 8:7)

Pernah mendengar istilah ‘bermain di belakang layar’? Istilah ini tentu selalu identik dengan segala hal yang dilakukan secara tersembunyi oleh pribadi tertentu. Dengan penuh kesadaran orang melakukan hal tersebut untuk mencari untung. Demikian tanpa mesti diketahui yang lain, ‘di belakang layar’ orang tersebut bertindak sesuka hati sampai-sampai ia harus mengorbankan orang lain.

Persis hal semacam ini juga diulas dalam bacaan pertama hari ini. Hal ini terjadi tatkala kedua orang tua yang adalah hakim ingin menjerat Susana, istri Yoakim. Demi memenuhi hasrat birani mereka, kedua hakim tersebut memfitnah Susana tanpa bukti. Sehingga demikianlah kedua hakim itu berkata:  “Tetapi kalau engkau tidak mau, pasti kami naik saksi terhadapmu, bahwa seorang pemuda kedapatan padamu dan bahwa oleh karena itulah maka dayang-dayang itu kausuruh pergi” (Dan. 13:21).

Senada dengan hal ini, dalam injil hari ini, Yohanes juga mengulas kisah yang sama. Hal ini terjadi tatkala ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepadaNya seorang yang kedapatan berzinah. Alih-alih demi menegakan hukum Taurat, mereka justru hendak mencobai Yesus supaya dengan itu mereka dapat menyalahkan Dia (bdk. Yoh. 8:7).

Seperti halnya kedua hakim, para ahli Taurat dan orang Farisi, demikian pun kita juga suka bermain ‘di belakang layar’. Kita lebih cerdik mencari ‘nama baik’, walaupun di balik itu kita menyembunyikan kefasikan di tepi gelap. Kita pandai menutupi kesalahan, supaya di hadapan banyak orang kita terlihat gagah dan tidak punya kesalahan apa-apa.

Lebih beratnya lagi, demi mencari untung, secara diam-diam kita menjatuhkan sesama atau orang terdekat kita. Kita korbankan nama baiknya. Kita mencelah dia. Dalam keadaan tersembunyi, kita mempersalahkan dia, supaya kita dilihat baik di mata banyak orang. Sehingga benarlah orang menyebutkan istilah ‘teman makan teman’, sebab yang pasti dalam hidup, kita suka memangsa sesama demi ‘kekenyangan pribadi’.

Karena itu, melalui bacaan hari ini, Tuhan mengundang kita untuk menanggalkan segala tipu muslihat ‘di balik layar kehidupan’. Ia meminta kita untuk ‘jujur terhadap diri sendiri’ dan ‘terhadap sesama’. Ia meminta kita untuk melepaskan kefasikan semacam itu, dan mulai berdamai dengan diri sendiri dan sesama kita. Mari kita tanggalkan ‘sesuatu yang tersembunyi’. Sebab mata Tuhan mampu melihat hal tertutup sekalipun.

Oleh : Fr. Ican Pryatno

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print