Allah Yang Berbelas Kasih

advanced divider

“Hatiku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini” (Mrk 8:2)

Saudara, Saudari terkasih.
Bacaan pertama hari ini (Kej 3:29—34) menampilkan 2 hal penting, yaitu dosa dan cara Tuhan memecahkannya. Dialog antara Adam-Hawa dengan Tuhan mengungkapkan bahwa Tuhan menuntut tanggung jawab. Namun, Adam dan Hawa tidak mampu. Mereka menghindar dari tanggung jawab. Tetapi Tuhan tetap berkenan menjanjikan penebusan. Ular, lambang kekuasaan dosa akan dihancurkan, dikalahkan oleh Putra Hawa yaitu Mesias. Beratnya pekerjaan manusia dianggap sebagai hukuman.

Allah menghapus dosa asal yang ada dalam diri setiap manusia, warisan Adam dan Hawa itu melalui penerimaan sakramen baptis. Dalam sakramen ini orang yang dibaptis menyatakan diri untuk menolak setan dan mengakui iman Gereja (doa Aku Percaya) atau kalau orang dibaptis saat masih bayi/anak2, maka pernyataan penolakan setan dan pengakuan iman itu diucapkan oleh orang tua dan wali baptis atas nama anak yang dibaptis; Dan karena anak itu dibaptis berkat iman orang tua dan wali baptis, maka orang tua dan wali baptis bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan imannya sehingga ketika ia sudah dewasa, ia menyadari, menyetujui, dan berusaha hidup sesuai iman yang sudah ditanamkan oleh orang tua dan wali baptisnya tersebut. Jadi, orang tua dan wali baptis bertanggung jawab dalam mendidik anak tersebut dalam iman Katolik.

Kerahiman dan belas kasih Allah kepada manusia terus berlanjut dalam karya Putra-Nya Yesus Kristus. Dalam bacaan Injil hari ini (Mrk 8:1—10), hati Yesus tergerak oleh belas kasihan kepada orang yang telah mengikuti-Nya selama 3 hari dan tidak mempunyai makanan. Maka, Yesus mempergandakan tujuh roti dan beberapa ikan yang ada pada murid, lalu para murid-Nya membagikannya kepada orang banyak itu sehingga semuanya makan sampai kenyang bahkan ada yang sisa.

Kisah Injil hari ini mengarah kepada Ekaristi. Dalam Ekaristi Yesus juga bertindak demikian. Tubuh-Nya sendiri dibagikan sebagai roti/rejeki kehidupan kekal. Dan di dalam setiap perayaan Ekaristi, imam bertindak ‘in persona Christi’ (dalam nama Pribadi Kristus) Sang Kepala dan atas nama Gereja.

Tuhan memberkati kita semua. 🙏🙏

Oleh : RD. Silvester Gonsaga ( Komunitas St. Yohanes Maria Vianey - Cewonikit Ruteng )

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Email
Print